Ayat Renungan: 2 Korintus 8: 2-3 – “Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan mereka.”
Saya sangat tergugah dengan sebuah ungkapan yang saya baca di sosial media. Kira-kira kalimatnya begini, “Ketika seseorang menolongmu bahkan di saat dia justru sedang kesulitan, itu bukan sekadar bantuan, itu adalah wujud cinta dan ketulusan yang lahir dari hati.”
Pernahkah Anda menolong orang lain meskipun di waktu yang sama Anda sendiri sedang kesulitan? Kondisi ini pastinya sulit! Tetapi mereka yang mampu melakukannya adalah orang seperti yang dituliskan di dalam 2 Korintus 8 hari ini – bahwa meski menderita dan miskin tetapi mereka murah hati. Artinya, sesulit apapun tantangan hidup yang mereka hadapi, fokus utamanya adalah tetap bisa menjadi berkat bagi orang lain.
Ini adalah paradoks iman: kelimpahan yang lahir dari kemiskinan; sukacita yang lahir dari penderitaan. Ketika hidup kita dilanda krisis – kekurangan finansial, sakit penyakit, atau tantangan berat lainnya – kecenderungan alami kita adalah menarik diri, fokus pada masalah, dan berpikir bahwa kita tidak punya apa-apa lagi untuk dibagi. Kita merasa harus 'selesai' dengan masalah kita terlebih dahulu sebelum bisa menolong orang lain.
Tetapi jemaat Makedonia yang Paulus sebutkan di 2 Korintus 8, menjadi gambaran dari teladan iman yang murni, dimana mereka sudah 'selesai' dengan ego dan kepentingan pribadinya. Fokus utamanya adalah tetap menjadi tangan dan kaki Kristus bagi sesama.
Ada banyak sekali teladan iman serupa dituliskan di dalam Alkitab, mulai dari kisah janda Sarfat yang memberi makan Nabi Elia dengan sisa tepung dan minyak terakhirnya, hingga murid-murid yang memberi diri walau di tengah keterbatasan. Mereka melakukannya bukan sebagai syarat untuk beroleh ganjaran berkat dari Tuhan. Melainkan sebagai bentuk penyerahan diri dan wujud kasih yang mengajarkan bahwa keadaan kita bukanlah alasan untuk berhenti mengasihi dan berlaku baik. Sehingga dunia bisa merasakan ketulusan kasih kita yang tak dibatasi oleh keadaan.
Action Praktis:
Kesulitan atau krisis apa yang Anda hadapi dan seringnya menjadi alasan Anda menunda untuk menolong dan memberkati orang di sekitar Anda? Komitmen apa yang bisa Anda ambil setelah merenungkan Firman Tuhan hari ini?
Hidup Anda berharga, dan Tuhan tidak pernah melepaskan tangan-Nya dari Anda. Hari ini adalah kesempatan baru untuk membuka hati dan membiarkan kasih-Nya memulihkan setiap luka. Jika Anda rindu didoakan, butuh teman berbagi dan membutuhkan bimbingan rohani, hubungi kami dengan klik banner di bawah.